Diskusikan Secara Elegan, Mau Musorprov Dulu Atau Porprov XIV Jabar

BANDUNG, FORMASNEWS.COM- Diskusi dengan Thema olahraga, menyoroti Musyawarah Olahraga Provinsi (Musorprov) dan Pekan Olahraga Provinsi (PORPROV) XIV Jawa Barat (Jabar) tahun 2022, akan menjadi in-put bagi para pengambil kebijakan pembinaan olahraga prestasi dalam menentukan langkah Kedepan terutama sasaran di ajang Pekan Olahraga Nasional (PON) Tahun 2024. Hal itu, tertuang dalam Diskusi, yang berlangsung, Kamis (26/5/2022)

Sejalan dengan dua angenda itu, kini mulai tercium aroma bursa pencalonan Bakal Calon (Balon) Ketua Umum KONI Jabar periode 2022 – 2024. Mungkin akhir bulan ini atau mulai awal bulan depan semakin nyata insan olahraga Jabar yang mendeklarasikan maju ke bursa “Balon” Ketua Umum KONI Jabar mendatang.

Berdasarkan Surat Keputusan (SK) KONI Pusat Nomor:59 Tahun 2020, kepengurusan KONI Jabar 2018-2022 berakhir September 2022.

Catatan penulis, beberapa nama yang akan maju Ketua Umum KONI Jabar, seperti ditulis media. Yakni, Arif Prayitno Ketua Porlasi Jabar, Daud Husen Ketua Squash Jabar, Kol Gunaryo, Ka-Puhlata KONI Jabar. Mereka ini, sudah ter informasikan media akan maju menjadi Balon Ketua umum KONI Jabar.

Kemungkinan masih ada nama lain yang ingin maju dan belum tersampaikan oleh media, sebut saja Budiana Ketua Harian KONI Jabar, seperti pernah penulis dengar dari sumber terpercaya internal KONI Jabar.

Kalau Brigjen TNI (Purn) H Ahmad Saefudin, justeru sudah menyatakan tidak akan maju, sebab beliau paham betul akan aturan main pada AD-ART KONI.

Seperti pernah penulis dengar dari Ahmad Saefudin Ketua Umum KONI Jabar, idealnya Sumber Daya Manusia (SDM) kepengurusan mendatang ditempatkan hasil kolaborasi, yang bisa diambil dari sharing kedua belah pihak, artinya in-put kepengurusan lama dengan baru.

Kedepan, awak kepengurusan KONI Jabar entah siapapun Ketua Umum terpilih dengan formaturnya, harus lihai memilih organ kepengurusan atau SDM cakap, dan tidak memunculkan ego kelompok atau “gerbong.”

Pasalnya kepengurusan mendatang punya tanggung jawab lebih berat, untuk mempertahankan prestasi olahraga Jabar yang akan ditandai dengan PORPROV 2022.

Perlu digaris bawahi, keberdayagunaan dan keberhasilgunaan Kepengurusan KONI Jabar Jawa 2014-2018 dan 2018-2022, bersama Cabang olahraga (Cabor), klub maupun dengan KONI Kabupaten/Kota dalam meraih prestasi PON ditentukan dengan mekanisme organisasi yang dinamis. Diwarnai reshufle pada masa itu yang jumlahnya fantastis, lebih dari 17 orang.

Direshufle itu mungkin chamistry kurang bagus atau bisa saja kurang membuat hasilguna dalam menciptakan prestasi.

Sudah pasti, tujuan menciptakan dan meningkatkan prestasi olahraga melekat pada prinsip Ketua terpilih bersama formaturnya dalam membuat konstruksi kepengurusan dengan memilih hingga penempatan SDM pada struktur organisasi KONI Jabar.

Hindari bentuk kepengurusan yang mengusung sistem gerbong dengan like in this like, namun akan lebih nyaman jika kepengurusan KONI Jabar itu adalah kristalisasi, kolaborasi lama dan baru. Kriteria SDM ber-etitude, jujur, expert, loyal, bertanggung jawab, dedikasi tinggi, komitmen, unsur inilah yang patut diperhitungkan.

Formulasi dalam mengambil source (sumber) SDM untuk menciptakan olahraga prestasi, KONI Jabar sejak penulis memperhatikannya mulai tahun 1993-an, dimana Jabar sebagai sumber atlet berprestasi, elemen pengurus tetap diambil dari praktisi olahraga, akademisi /perguruan tinggi, teknokrat olahraga, jika pun ada sosok politikus sekalipun harus yang mengerti olahraga dan siap bekerja.

Beberapa hari belakangan, penulis mencatat Gubernur Jabar Ridwan Kamil secara eksplisit melalui media daring, memberi motivasi terhadap mekanisme demokratisasi kepemimpinan KONI Jabar periode mendatang.

Yang dilakukan Kang Emil, sah saja, sebab itu hak azasi dan akan lebih berasa jika kedepannya Emil sebagai pemimpin Jabar all out mendukung keprestasian olahraga, siapapun Ketua Umum KONI nya.

Nah sekarang tinggal pihak Koni Jawa Baratlah yang akan menentukan kapan pesta demokrasi olahraga itu akan dilaksanakan.

Perlu dicatat, masyarakat olahraga prestasi Jawa Barat pun harus cerdas dan taktis berpikir, terutama kecaboran (Pengprov/Pengda) apakah mengedepankan prestasi demi Sukses Hattrick pada PON 2024 melalui perhelatan Pekan Olahraga Provinsi (PORPROV) atau lebih menyukai Musyawarah Olahraga Provinsi (MUSORPROV) untuk menentukan Ketua Umum Koni Jawa Barat. Apapun semangatnya, sasaran pembinaan olahraga adalah prestasi.

Perlu digarisbawahi, insan olahraga termasuk stake holder olahraga harus berkomitmen untuk mensukseskan Pekan Olahraga Provinsi (PORPROV) yang akan dilaksanakan, 5 – 12 November 2022. Siapapun Ketua Umum Koni Jawa Barat berikut perangkat kepengurusannya, sasaran Porprov adalah prestasi pada PON XXI – 2024.

Sekarang tinggal memilih Porprov mau dituntaskan oleh kepengurusan lama, dengan menghasilkan kerangka prestasi menuju PON yang terukur, kemudian kepengurusan baru memaintenance dan mengawal hingga mencapai peak performance pada PON XXI – 2024 Sumut-Aceh.

Jika hal ini terwujud, sangat luar biasa harmonisasi insan olahraga prestasi Jawa Barat dalam mengukir prestasi. Akan berasa indah sekali jika masyarakat Jawa Barat mampu menciptakan kolaborasi penciptaan prestasi dan komposisi kepengurusan, antara periode 2018-2022 dengan masa bakti kepengurusan berikutnya, yang dilandasi azas Silih Asih Silih Asah dan Silih Asih.

Apalagi langkah ini mendapat dukungan dari tokoh-tokoh olahraga, niscaya mimpi Jawa Barat menciptakan Hattrick Juara Umum PON akan terwujud.

Logika penulis, jika hal diatas bisa dieksekusi, maka kerja kepengurusan KONI Jabar sekarang menjadi paripurna dengan ending yang manis, sekaligus bisa memberi kado terbaik kepada kepengurusan selanjutnya, berupa material hasil Porprov yang berkualitas.

Maaf kata, ini hanya opini, sama sekali tidak berpihak, tetapi untuk lebih elok dan indahnya insan olahraga Jawa Barat yang berbudaya dan beretika hemat kami membuat win-win solusion-nya, untuk yang akan pergi dan yang akan datang.

Olehkarenanya, kepengurusan Koni Jabar mendatang akan sangat tepat jika dibangun dari hasil kolaborasi. Semoga dengan kebersamaan dan berasas “Silih Asah Silih Asih Silih Asih” prestasi olahraga Jawa Barat selanjutnya semakin manfaat bagi bangsa dan negara.

Sebelum penulis mengakhiri tulisannya, sempat pula berbincang dengan salah seorang akademisi Prof Herman Subarjah, biliau justeru memiliki pemikiran Porprov sangat penting dan harus ditangani secara komprehensif.

“Jika perlu insan olahraga Jawa Barat, selesaikan saja dulu Porprov, baru kemudian Musorprov. Soalnya jika kelak misalnya September itu dilaksanakan musorprov, maka hanya akan ada waktu sebulan bagi kepengurusan baru untuk mengadaptasi terhadap Porprov.” Papar Prof Herman.

Jika melihat kondisi pemetaan olahraga prestasi di Jawa Barat menjelang berakhirnya masa kepengurusan KONI Jawa Barat periode 2018 – 2022, perlu kiranya stake holder olahraga Jawa Barat duduk bareng dalam sebuah diskusi sehat demi prestasi Jawa Barat. SALAM OLAHRAGA.

Penulis; Pujo Hastowo
Wartawan olahraga.