Ikin Jabir Warga Miskin Desa Saguling Ciamis Kondisi Sakit Kesulitaan Berobat

CIAMIS, FORMASNEWS.COM- Ditengah upaya Pemerintah untuk memberikan pelayanan kesehatan gratis, ternyata masih ada sebagian warga yang mengalami kesulitan mendapatkan perawatan kesehatan. Hal ini dialamai oleh keluarga yang beralamat di Dusun Saguling Kolot RT 3 RW 6, Desa Saguling Kecamatan Baregbeg Kabupaten Ciamis.

Ikin Jabir (26), tidak bisa bergerak banyak. Tubuhnya sangat kurus sehingga terlihat seperti tulang berbalut kulit. Sesekali hanya terdengar tangisan kecil saat iya menahan rasa sakit diperut bahkan hampir selalu terasa disekujur tubuhnya.

Kondisi kesehatan Ikin sejak jatuh sakit pada beberapa bulan ahir tahun 2019 sangat memprihatinkan. Sudah hampir satu tahun ini orang tua Ikin, Karminah (60), hanya pasrah dan membiarkan anaknya terbaring di kamar rumahnya tanpa perawatan medis.

Hidup menjadi keluarga miskin bahkan tinggal dirumah tidak layak huni dengan berdindingkan bilik yang sudah pada bolong, ditambah beberapa tiang penyangganya sudah pada lapuk dan genting sudah banyak bocor, membuat ibu janda ini tidak mampu membiayai penyembuhan anaknya.

“Kami tidak ada lagi biaya untuk mengobati anak karena saya sudah tidak punya apa-apa lagi, jangankan untuk biaya berobat ke rumah sakit, untuk makan sehari- hari saja kami berdua hanya mengandalkan dari hasil menjul rongsokan yang dipungut dari pinggiran jalan atau tempat sampah, itupun kalu dapat,” keluhnya.

Karminah menuturkan, penyakit yang diderita Ikin muncul ketika putranya pulang dari merantau sejak enam bulan yang lalu, Ikin sering mengeluh sakit dikepala serta perut, tiga bulan kemudian semakin parah dan tubuhnya semakin kurus.

Kini, keluarga Karminah hanya berharap ada pihak yang mau membantu biaya pengobatannya. Karminah sangat merindukan putra semata wayangnya itu kembali sehat seperti dulu, karena hanya Ikinlah yang diharapkan Karminah sebagi putra satu-satunya untuk menjadi tulang punggung keluarga.

Sementra menurut Dion, salah seorang warga setempat, usia Ikin tidak jauh dengan dirinya bahkan waktu dulu sering bermain dengannya, namun setelah bapaknya meninggal Ikin lebih memilih untuk pergi merantau ke kota guna mencari pekerjaan.

Disampikan Dion, setelah beberapa bulan dirinya mendapat inpormasi bahwa Ikin setelah mendaptkan pekerjaan di kota, bukan pekerjaan sesuai yang diharapkan, tetapi malah disuruh untuk meminta sumbangan dengan hanya menerima bayaran Rp. 15.000. Dia lebih memilih untuk meninggalkan pekerjaanya, namun jangankan dikasih ongkos untuk pulang, yang ada dompet serta uang simpanannya malah diambil oleh orang yang memperkerjakan Ikin.

“Beberapa bulan terahir ini kami sering melihat Ikni sedang mencari rongsokan diseputaran kota Ciamis dan Baregbeg, kami melihat kondisi tubuh Ikin sangat kurus, yang lebih miris lagi, kami sering mendengar dari orang lain meski sedang turun hujan ikin masih tetap mencari rongsokan dari tempat sampah ke tempat sampah -sambil memungut makannan bekas orang,” keluhnya.

Disampikan Dion, dirinya sudah berkordinasi dengan pihak ketua RT setempat, agar Ikin mendapatkan pengobatan agar Ikin bisa di rawat dan dibawa kerumah sakit. (Andra)

Editor : Yat